MENGEVALUASI KINERJA KEBIJAKAN



kita akani membahas dan menganalisis mengenai sifat, tujuan dan fungsi evaluasi dalam analisis kebijakan dibandingkan dan dipertentangkan tiga pendekatan evaluasi, dibahas juga mengenai sejumlah teknik-teknik khusus yang digunakan dalam hubungan dengan pendekatan-pendekatan tersebut.

I.          Evaluasi Dalam Analisis Kebijakan
Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-­masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.

A.   Sifat Evaluasi
Evaluasi mempunyai sejumlah karakteristik yang membedakannya dari metode­-metode analisis kebijakan lainnya:
1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dan sesuatu kebijakan dan program. Evaluasi terutama merupakan usaha untuk menentukan manfaat atau kegunaan social kebijakan atau program, dan bukan sekedar usaha untuk mengumpulkan informasi mengenai hasil aksi kebijakan yang terantisipasi dan tidak terantisipasi.
2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik "fakta" maupun "nilai " Untuk menyatakan bahwa kebijakan atau program tertentu telah mencapai tingkat kinerja yang tertinggi (atau rendah) diperlukan tidak hanya bahwa hasil hasil kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok atau seluruh masyarakat.
3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Evaluasi bersifat retrospektif dan setelah aksi-aksi dilakukan (ex post). Rekomendasi yang juga mencakup premis premis nilai, bersifat prospektif dan dibuat sebelum aksi-aksi dilakukan (ex ante).
4.  Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.

B.    Fungsi Evaluasi
Fungsi yang paling penting yakni evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu, seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Kefua evaluasi evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan target. Ketiga evaluasi memberi sumbangan aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Pendekatan Terhadap Evaluasi
1.     Evaluasi Semu
Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation) adalah pendekatan yang menggunakan metode-mdode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan. Dalam evaluasi-semu analis secara khusus menerapkan ber­macam-macam metode (rancangan eksperimental-semu, kuesioner, random sampling, teknic statistik) untuk menjelaskan variasi basil kebijakan sebagai produk dan variabel masukan dan proses
2.     Evaluasi Formal
Evaluasi Formal (Formal Evaluation) merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi basil tersebut atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan adminis­trator program. Metode yang digunakan hampir sama dengan evaluasi semu hanya perbedaanya evaluasi formal menggunakan undang-undang, dokumen-dokumen program dan wawancara dengan pembuat kebijakan dan administrator untuk mengidentifikasi tujuan dan target kebijakan.
Tipe Evaluasi Formal :
a.        Evaluasi Sumatif yang meliputi usaha untuk memantau pencapaian tujuan dan target formal setelah suatu kebijakan atau program diterapkan untuk jangka waktu tertentu
b.       evaluasi formatif meliputi usaha-usaha untuk secara terus menerus memantau pencapaian tujuan-tujuan dan target formal.
Variasi Evaluasi Formal
a.       Evaluasi perkembangan menunjuk pada kegiatan-kegiatan/ aktivitas evaluasi yang secara eksplisit diciptakan untuk melayani kebutuhan sehari-hari staf program. Evaluasi perkembangan berguna "untuk mengalihkan staf dari kelemahan yang baru dimulai atau kegagalan yang,tidak diharapkan dan program dan untuk meyakinkan layak tidalaiya operasi yang dilakukan mereka yang bertanggung jawab terhadap operasinya.'"` Evaluasi perkembangan, yang meliputi beberapa ukuran pengontrolan langsung terhadap aksi-aksi kebijakan, telah digunakan secara Was untuk berbagai situasi di sektor-sektor publik dan swasta
b.      Evaluasi proses retrospektif meliputi pemantauan dan evaluasi program setelah program tersebut diterapkan untuk jangka waktu tertentu. Evaluasi proses retrospektif, yang cenderung dipusatkan pada masalah-masalah dan kendala-kendala yang terjadi selama implementasi kebijakan dan program, tidak memperkenankan dilakukannya manipulasi langsung terhadap masukan (misalnya pengeluaran) dan proses (misalnya sistem pelayanan alternatif).
c.       Evaluasi eksperimental meliputi pemantauan dan evaluasi hasil di bawah kondisi kontrol langsung terhadap masukan dan proses kebijakan.
d.      Evaluasi hasil restrospektif yang meliputi pemantauan dan evaluasi hasil tetapi tidak disertai dengan kontrol langsung terhadap masukan­masukan dan proses kebijakan yang dapat dimanipulasi.
3.     Evaluasi Keputusan Teoritis
adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode diskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan.
Evaluasi keputusan teoritis merupakan cara untuk mengatasi beberapa kekurangan dari evaluasi semu dan evaluasi formal yakni kurang dan tidak dimanfaatkannya informasi kinerja dan ambiguitas kinerja tujuan serta tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

Perbandingan tiga pendekatan evaluasi :

PENDEKATAN
TUJUAN
ASUMSI
BENTUK-BENTUK UTAMA
Evaluasi semu
Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid tentang hasil kebijakan
Ukuran manfaat/nilai terbukti dengan sendirinya atau tidak kontroversial
Eksperimentasi sosial
Akuntansi sistem sosial
Pemerikasaan Sosial
Sintetis riset dan praktik
Evaluasi Formal.
Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan secara formal, diumumkan sebagai tujuan program kebijakan
Tujuan dan sasaran yang secara resmi diumumkan merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai
Evaluasi perkembangan
Evaluasi eksperimental
Evaluasi proses retrospektif
Evaluasi hasil retrospektif
Evaluasi Keputusan teoritis
Menggunakan metode deskriptif untuk mengasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh berbagai pelaku kebijakan
Tujuan dan sasaran dari berbagai pelaku diumumkan secara formal ataupun diam-diam merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai
Penilaian tentang dapat tidaknya dievaluasi
Analisis utilitas multiatribut


II.        Metode-Metode Untuk Evaluasi
Sejumlah metode dan teknik dapat membantu analis dalam mengevaluasi kinerja kebijakan. Namun hampir semua teknik tersebut juga dapat digunakan dalam hubungannya dengan metode-metode analisis-kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah, peramalan dan pemantauan. berbagai macam teknik dapat digunakan dengan lebih dari satu metode analisis kebijakan menunjukkan sifat saling ketergantungan dari perumusan masalah, peramalan, rekomendasi, pemantauan, dan evaluasi di dalam analisis kebijakan. Banyak metode dan teknik yang relevan dengan evaluasi semu, evaluasi formal, dan evaluasi teoritis-keputusan.

PENDEKATAN
TEKNIK/METODE
Evaluasi semu
Sajian grafik
Tampilan tabel
Angka indeks
Analisis seri waktu
Analisis seri terkontrol
Analisis diskontinue
Evaluasi Formal.
Pemetaan sasaran
Klarifikasi nilai
Kritik nilai
Pemetaan hambatan
Analisis dampak silang
diskonting
Evaluasi Keputusan teoritis
Brainstorming
Analisis argumentasi
Delphi kebijakan Analisis survai pemakai


III.      Utilisasi Informasi Kinerja
Pemanfaatan informasi dibentuk paling sedikit oleh lima macam faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi: (1) karakteristik informasi, (2) .perbedaan dalam cara penyelidikan yang digunakan untuk menghasilkan informasi, (3) struktur masalah kebijakan, (4) variasi dalam struldur politik dan birokrasi, (5) sifat interaksi diantara analisis kebijakan, pembuat kebijakan, dan pelaku kebijakan lainnya.
A.        Karekteristik Informasi
Karakteristik informasi yang dihasilkan oleh analisis kebijakan kadang-kadang menentukan penggunaannya oleh pengambil kebijakan. Informasi yang sesuai dengan spesifikasi produk dari pengambil kebijakan akan lebih banyak digunakan dibandingkan informasi yang tidak sesuai, karena spesifikasi hasil mencerminkan kebutuhan, nilai-nilai dan kesempatan yang dipersepsikan oleh para pengambil kebijakan.

B.         Cara Pengkajian
Pemanfaatan informasi oleh para pengambil kebijakan juga ditentukan oleh proses pengkajian yang digunakan oleh analis dalam menghasilkan dan menginterpretasikan informasi tersebut. Informasi yang sesuai dengan standar kualitas penelitian dan analisis lebih sering digunakan oleh para pengambil kebijakan.

C.         Struktur Masalah
Pemanfaatan informasi oleh pengambil kebijakan juga dipengaruhi oleh tingkat kecocokan antara cara penyelidikan dan tipe masalah. Masalah yang relatif terstruktur dengan baik (suatu masalah yang ditandai oleh kesamaan tujuan, sasaran, alternatif dan konsekuensinya) memerlukan metodologi yang berbeda dengan masalah yang tidak terstruktur. Masalah yang tidak terstruktur (yaitu masalah yang ciri utamanya adalah konflik), memerlukan metodologi yang bersifat holistik yang cenderung menerapkan berbagai perspektif untuk mendekati masalah yang sama dalam mendefmisikan sifat dari masalah itu sendiri.

D.     Struktur Birokrasi dan Politik
Pemanfaatan  informasi juga dibentuk oleh perbedaan antara struktur formal, prosedur, dan sistem insentif organisasi publik Kehadiran elit pembuat kebijakan, birokratisasi peranan, formalisasi prosedur dan pelaksanaan sistem insentif yang menguntungkan kaum konservatif dan menghambat inovasi semuanya memberi kontribusi kepada kurang atau tidak dimanfaatkannya informasi yang dihasilkan' oleh analisis kebijakan

E.         Interaksi di antara Pelaku Kebijakan
Pemanfaatan informasi oleh para pembuat kebijakan yang dipengaruhi oleh sifat dan tipe interaksi diantara pelaku kebijakan dalam berbagai tahap proses pembuatan kebijakan yang bermacam-macam. Analisis kebijakan tidak hanya merupakan proses yang bersifat ilmiah dan teknis, analisis juga merupakan proses sosial dan politis di mana jangkauan dan intensitas interaksi diantara pelaku kebijakan menentukan cara bagaimana informasi dihasilkan, ditransformasikan, dan digunakan.
 

Popular Posts

Popular Posts this month

Popular Posts this week